Sunday, April 11, 2010

Di rumah, ruang dapur, siang-siang, sambil makan



di sudut dapur yang sudah di sudut itu
aku makan siang
ditemani kompor dan piring-piring yang malu
karena ada tamu
yang duduk di jengkok.
dapur itu sedikit gelap, belum dinyalakan lampu
tapi segelas air jadi cahaya di kerongkonganku
tersedak karena proses telan yang buru-buru.
lalu hening,
tidak ada sendok garpu satu pun berdenting
redup,
tak juga kelihatan seekor semut
mungkin kekenyangan pesta di mangkok nasi basi.
ini bukan soal tempat
ini persoalan hakikat
makan untuk kenyang
itu yang dialami banyak nyawa di mana pun ingin kau temui
bukan cuma makan menghabiskan lembaran-lembaran
bertanda tangan kan seorang pemimpin bank
bukan cuma kualitas sosialita
yang terkadang terlalu diperjuangkan remaja.
ini cuma makan siang
yang tidak di meja makan
karena bosan
bukan tidak sopan
hanya lagi mencerna kata syukur
tetap bisa makan
meski sedang di dapur.

No comments:

Post a Comment