Wednesday, April 28, 2010

Tafsir sembarang atas buku bernama Selasa.



sebuah buku yang kubaca
ternyata begitu mengajariku
bagaimana aku bisa menemukan makna
di tengah susah sedu

aku mulai dengan salah satu pelajarannya
dalam setiap hidup, ada bagian yang istimewa
dan beruntunglah yang mendapatkannya

the tension of opposites
hidup merupakan rangkaian peristiwa menarik dan mengulur
kita ingin melakukan suatu hal, padahal kita perlu melakukan hal lain
ada sesuatu yang membuat kita sakit, namun kita tahu seharusnya tidak demikian
hidup seperti menarik karet gelang
kita di tengahnya, dan cinta yang menang

pelajaran berikutnya
yang paling penting dalam hidup adalah belajar memberikan cinta kita
dan membiarkan cinta itu datang
sebab, kata Levinas: cinta adalah satu-satunya perbuatan yang rasional

pelajaran yang amat ku cerna
bahwa menangis bagi seorang pria bukanlah sesuatu yang tabu
kita punya masa berkabung
tapi jangan membiarkan diri hanyut dalam rasa kasihan berlebihan pada diri sendiri
biarkan menangis sedikit, tapi hanya itu

kadang, kita tak boleh percaya pada apa yang kita lihat
kita harus percaya pada apa yang kita rasakan
jika kita ingin orang lain percaya pada kita
kita harus merasa bahwa kita dapat mempercayai mereka juga
meskipun kita sedang dalam kegelapan, sedang terjatuh

pelajaran yang utama
kita hidup begitu sibuk sampai-sampai tidak memikirkan kematian
kejadiannya tidak akan otomatis
kita memerlukan seseorang untuk mendorong kita ke arah itu
setiap orang tahu mereka akan mati
tapi tak seorang pun percaya itu akan terjadi mereka sendiri
mengetahui bahwa kita akan mati
dan bersiap diri andaikata hal itu terjadi entah kapan
itu lebih baik
begitu kita tahu bagaimana kita akan mati
sama dengan dengan belajar tentang bagaimana kita harus hidup
maka kita harus menerima bahwa kita dapat mati kapan saja
apapun yang dilahirkan, pada akhirnya akan mati
kematian memang mengakhiri hidup
tapi, tidak mengakhiri suatu hubungan

pelajaran paling mengena
tanpa dukungan, cinta, kasih sayang, dan perhatian
kita seperti tidak memiliki apapun
cinta adalah sesuatu yang paling penting
kata Auden: saling mencintai atau punah dari muka bumi
tanpa cinta, kita laksana burung yang sayapnya patah
tidak ada yang menggantikan peran ini, tidak satu pun

pelajaran yang menyejukkan
mematikan perasaan dari semua pengalaman
yakni membiarkan pengalaman meresap secara penuh
lalu kemudian kita mematikan rasa, mengosongkan diri

pelajaran tentang tua-muda
kaum muda belum arif
pemahaman tentang hidup masih sedikit
penuaan tidak hanya bermakna negatif, tapi juga makna positif
yakni mengerti kenyataan bahwa kita akan mati
kita berusaha untuk hidup dengan cara lebih baik

pelajaran mengenai memberi
kita tidak memperoleh kepuasan sejati dari uang dan harta
tetapi perbuatan memberilah, menawarkan sesuatu yang kita miliki
maka kita akan lebih menghormati diri sendiri

pelajaran memaafkan
tidak ada untungnya menyimpan dendam dan bersikap keras kepala
tidak hanya orang lain yang perlu kita maafkan
kita juga harus memaafkan diri sendiri

pelajaran yang baru aku resapi hanya baru sampai ini
yang lain, mungkin lain kali
satu yang sangat membuatku masih ingin menyelami hidup saat ini
adalah seperti kata G. Mohammad:
harapan adalah ketika memberi
tak memilih marah, meski sedih, getir, rapuh
dapat berbuat baik meski dalam kekalahan
sebab itu harapan



*terima kasih untuk salah satu teman di antara teman-temanku, Mela Dewinta, yang telah menyarankan untuk memiliki buku ini. Buku ini menyemangatiku.



Tuhan, aku punya kelainan, teka teki silang tak terselesaikan



ini memang kotak-kotak rapi yang mendatar dan menurun.
tapi, entah berapa kotak lagi.
sudah sekian kata aku tepatkan, saling punya tautan.
sampai waktu ini.

tapi, Tuhan.
aku kini ada di sederet kotak yang amat menyita.
kata yang menurun sekaligus mendatar.
petunjuknya perempuan.
5 kotak, 3 vokal 2 konsonan.
aku yakin sebuah kata yang tepat.
percaya, sampai ketika aku dibuat terhenyak.
aku kalap,
aku ingin lenyap,
cepat-cepat melebur ke tanah yang lembap.
aku bahkan tak sempat menggugat.

tapi, ada kotak-kotak kosong yang butuh diisi segera.
aku diingatkan mereka.
yang satu, akhir dari panjang penempuhan ilmuku.
yang dua, dua manusia yang ingin melihat aku bahagia.
maka aku coba, enyahkan 5 kotak itu.
5 kotak itu sudah bukan aku yang mengisinya.

aku tak tahu, kotak-kotak ku yang lain berakhir kapan.
tapi, Tuhan, mari kita buktikan!
Kau beri waktu, sebab aku punya jam tangan hitam.

Thursday, April 15, 2010

Hasil Renung3

Kebodohan yang mulia adalah kehilangan harga diri demi cinta dan kemuliaan yang bodoh adalah mencintai hingga akhir hayat seseorang yang telah mencampakkannya

Sunday, April 11, 2010

Kisah rekayasa: dari Tapa untuk Anara



aku ingin dengar kisah tentang Tapa dan Anara*.
sayangnya, mereka sudah tidak berkisah.
meski konon, Tapa terus mencari Anara yang dulu mencintainya.
tapi, ada pula desas-desus,
bahwa Tapa telah berputus asa.
mungkin pula, sesungguhnya kisah Tapa dan Anara tak pernah ada.
tak pernah ditemukan,
sebab kitabnya hilang.


* Bercerita tentang seorang pemuda anak Keng Tapa dan seorang putri dari Gangpa Gannara. Kisahnya sama misteriusnya dengan keberadaan mereka.

Tak punya buku, padahal perlu jadi tempat mengadu.



bukuku hilang
aku kehilangan
tulisan

aku perlu kertas
daripada layar gelas
butuh tinta daripada
papan tombol

aku harap, kembali
meski cuma berupa buku
meski kertas tak tersusun
meski halaman penuh coretan
meski itu sudah tinggal kenangan.

Di rumah, ruang dapur, siang-siang, sambil makan



di sudut dapur yang sudah di sudut itu
aku makan siang
ditemani kompor dan piring-piring yang malu
karena ada tamu
yang duduk di jengkok.
dapur itu sedikit gelap, belum dinyalakan lampu
tapi segelas air jadi cahaya di kerongkonganku
tersedak karena proses telan yang buru-buru.
lalu hening,
tidak ada sendok garpu satu pun berdenting
redup,
tak juga kelihatan seekor semut
mungkin kekenyangan pesta di mangkok nasi basi.
ini bukan soal tempat
ini persoalan hakikat
makan untuk kenyang
itu yang dialami banyak nyawa di mana pun ingin kau temui
bukan cuma makan menghabiskan lembaran-lembaran
bertanda tangan kan seorang pemimpin bank
bukan cuma kualitas sosialita
yang terkadang terlalu diperjuangkan remaja.
ini cuma makan siang
yang tidak di meja makan
karena bosan
bukan tidak sopan
hanya lagi mencerna kata syukur
tetap bisa makan
meski sedang di dapur.

Dikelilingi dinding sempit satu pintu satu jendela, butuh lebih udara.



aku di kamarku
perutku lapar
hanya tersisa biskuit
bukan sarapan yang sulit
hanya siapkan segelas air dan sebenarnya
tetap perlu duit

aku cuma lagi dikelilingi
gambar-gambar bergerak romantis
yang merengek penontonnya menangis
habis tak aku gubris dan tanpa peduli
itu cuma akal-akalan sang pembuat cerita

aku sedang teringat
aku punya memar, di otak
di hati, dan di tulisan ini.
dia seolah-olah tahu
aku tidak jelas tahu
lalu jadinya tak bertemu

aku tak punya ide
taksi mana yang harus aku tumpangi
aku lebih senang dengan bus
membekali yang sudah pupus
murah dan lebih duniawi
maksudku kita bisa lihat dan rasa
realita dunia lewat sana
duniaku tepatnya

aku masih mendengar
nada-nada elektronik
di telinga meski terlalu berisik
aku tak tahu siapa lagunya, siapa
tapi menyenangkan semua
estetika melodi, bagiku tetap saja
segelintir, padahal aku sendiri bukan yang mahir

aku perlu menghisap
dalam-dalam dan kutelan lagi asap
ini baru "teman"
sebab yang dilakukannya cuma diam
setelah dinyalakan
tak perlu repot dengan kata, sikap, dan perasaannya

aku "gak tau ini apa" dengan dia
ke surga segan, ke neraka pun tak mau
intinya bimbang
tak perlu lah kata tambahan

di pinggir kasur
aku jadi melamun dan melantur

apa rasanya di dunia setelah kehidupan?
istigfar dulu.