Sunday, October 18, 2009
Melihat Perempuan Tak Dari Permukaan
Thursday, October 15, 2009
Memilih Kesendirian, Menantang Sendiri
Sunday, September 6, 2009
Dialog Poligami Dua Makhluk
sang suami berkata,
istriku,
jika engkau bumi, akulah matahari
aku menyinari kamu
kamu mengharapkan aku
ingatlah bahtera yang kita kayuh, begitu penuh
riak gelombang
aku tetap menyinari bumi, hingga kadang bumi pun silau
lantas aku ingat satu hal
bahwa Tuhan mencipta bukan hanya bumi
ada planet lain yang juga mengharap disinari
jadi,
relakanlah aku menyinari planet lain
menebar sinarku
menyampaikan manfaat adanya aku
karena sudah kodrati
dan Tuhan pun tak marah.
sang istri membalas,
suamiku,
bila kau memang mentari, sang surya penebar cahaya
aku rela kau berikan sinar kepada
segala planet yang pernah Tuhan ciptakan
karena mereka juga seperti aku
butuh penyinaran dan aku pun tak akan
merasa kurang dengan pencahayaanmu
akan tetapi,
bila kau hanya sejengkal lilin, jangan bermimpi
menyinari planet lain
karena kamar kita yang kecil pun
belum sanggup kau terangi
bercerminlah pada kaca di sudut kamar kita,
di tengah remang-remang
pencahayaanmu yang telah aku mengerti
untuk tetap menguak mata
coba liat siapa dirimu...
(disadur dengan beberapa perubahan)
Hasil Renung 1
Wednesday, September 2, 2009
Halaman Malam
telah lama, kini kudapati ruang nyata
tempat yang nanti aku
bisa berkreasi penuh emosi
bisa bermain tanpa isin*
dan lupa pada dusta
dan kritis untuk dunia
meski terlambat
itulah kini kupijak
setelah ku ingat, ku berani
karena aku mau, aku harus
lagipula sudah lupa aku
bercengkerama bercanda tawa
pada kata-kata
dulu aku gila pada kata
menjejak para pujangga
beramai mengkultusnya
tapi kini aku hanya rindu
dengan kata ingin menyatu
kata tak pernah ingkar
ia memang pernah berdusta
tapi untukku
ia juga pernah sombong
tapi buatku
kata itu selalu apa adanya
untuk pemeluknya
bagi pemakainya
serta pada pengenal barunya
apalagi pada aku
padahal kata begitu universal
banyak yang begitu candu
tapi aku punya celah tiris sendiri
untuk menatap kata
dan melalui inilah aku memulainya
jika kau tanya aku
tanya pada kata
sebab setelah Tuhan Mahatahu
kata cukup kenal aku
kata bilang aku ekletik
kata tahu aku gamang
kata mengerti aku sulit berpura
tapi pula
kata bisa buat aku ekstrimis
kata mau aku berpendirian
kata mengajak aku melawan jujur
menurut kata aku ramah mengurai senyum
bagi kata aku penuh ragu dan banyak enggan
menilai kata aku gembira lepas
padahal
kata pernah mengalami menemani kesedihperihanku
kata sering melihat antusias tinggiku
kata ingat ketika menopang bebanku
sejarak itulah kata mengenalku
tapi belum semua kata mengajakku bermain
dan untuk itu kucipta ruang ini
bukan untuk
merangkai
menyusun
ataupun memaknai
tapi bermain
berlatih
dan bermimpi
sebab ini Halaman Malam
yang kutulis kini
saat Tuhan menyapa dan berkata
"Aku ijinkan".
untuk membangun rumah, yang pertama saya pikirkan adalah bukan tiang atau fondasi. tapi sebuah halaman. sebab melalui sanalah, siapapun masuk melangkah sebelum lebih jauh ke dalam sebuah rumah. dan halaman yang luas lah yang saya sediakan, untuk berkeliling melihat dari luar, seperti apa sebuah rumah dan seperti apa si pemilik rumah.
Bismillahirrahmanirrahim.