Sunday, October 18, 2009

Melihat Perempuan Tak Dari Permukaan



yang tampak kasat mata,
jelas aku bukanlah feminis
tapi aku masih punya hak
untuk menyangkal dicap patriarkis

tak usahlah perempuan jadi ultra
pada feminisme
dan lelaki jangan terus
membanggakan budaya patriarki

jangan perempuan pula ingin sebebas-bebasnya
jangan lelaki pun ingin seenak-enaknya

akan bisa aku ucapkan dengan lantang
aku setuju dengan kesetaraan
perempuan punya itu haknya
perempuan tak lemah

tapi salahkah jika lelaki
tetap mau akan sisi lembut
seorang perempuan
lalu ingin melindungi dengan segenap jiwanya

dan jika kalian para feminis
masih ingin berusaha memanjangkan
argumen-argumen ku

tanyakan pada ibuku
apa yang diajarnya padaku

Thursday, October 15, 2009

Memilih Kesendirian, Menantang Sendiri



tak perlu banyak udara aku hirup
tak perlu milyaran detik aku lampaui
sebab aku cuma sendiri

Tuhan sepertinya tahu apa itu arti kata tadi
sebab Ia pun merasa sama
tapi Ia punya kuasa
sedang yang bernama "aku"
di sini cuma masih diberi nyawa

pencarian apa yang orang cari
tak habis pikir jika semua bertujuan ambisi
itu perlu, bahkan yang pemimpi pun terus berangan
ya itu tadi, hidup atas nama mencari
terserah menjadi multi makna atas apa
yang kau butuh dan kau ingin
itu terserah

lantas bukannya aku mau mendebat Tuhan sekarang
mengapa di sebuah hutan
hanya beberapa makhluknya yang melanglang merajalela
yang menemukan peluang dan kesempatan
atas nama pencarian
dan yang beberapa itulah, terasa memberikan tambahan pembebanan

aku tak ingin menggugat pembenaran
meski sendirinya tak punya taring yang sama
tapi apa iya, Tuhan memberikan semacam hadiah
bertitel penceburan ke dalam kubangan
lalu,
interpretasi siapa
sudut lihat dari arah mana
dan penjelasan yang bagaimana
mengenai kemenyerahan atas "pembelotan-pembelotan halus"
dari manusia-manusia yang pernah mendeklarasikan
seperjuangan
(kita akan saling berbahu)
-begitu kutipannya yang terasa begitu valid dan reliabil
entah bahu siapa, entah nyata, entah kiasan

memang begitu mempermasalahkan ini, terasa menggantung
bukan karena kedengkian, atau kekurangan lapangan yang menjanjikan
tapi ini sebatas toleransi,
yang Tuhan pun tahu aturan untuk tidak turun tangan
tapi nyatanya semua lanturan ini
ujungnya dibunuh paksa secara etis
oleh dogma berjudul "pengertian"

padahal ini sesungguhnya begitu akan sensasional
jika penyebutannya menjadi
sebuah keterkurungan serta keterimperialan oleh tanah sendiri

jadi, apa yang ingin aku jabarkan
adalah aku terkesendirikan
oleh keramahan semu tuan kebersamaan bin senang-senang
di tanah sendiri
memberikan solusi untuk menolak mempercayai

ingat, untuk aku yang cuma sendiri
apakah kalian si harusnya pemalu
merasa akan tetap menang, berlalu
dan menjadi tetap tidak hirau

aku cuma sendiri
dan kalian pastilah pintar
untuk tahu betapa banyaknya aku menyinyir dan menyindir
serta untuk tahu bahwasanya aku akan tetap menantang
untuk sendiri.